Oleh:
Prantasi Harmi Tjahjanti
Institusi:
Staf Pengajar FMIPA Universitas Jember
Abstrak:
Pada penelitian ini, dua senyawa yang bernama Bi1.6PbxSr2Ca2Cu2O10 (x=0.4) dan Bi1.7PbxSr2Ca2Cu2O10 (x=0.3) telah disintesis. Kedua senyawa tersebut secara berturut turut dibandingkan dengan Bi1.8PbxSr2Ca2Cu2O10 (x=0.4) dan Bi1.8PbxSr2Ca2Cu2O10 (x=0.3) untuk melihat efek variasi Bi terhadap dopan Pb. Hasil menunjukkan bahwa kadar dopan Pb yang paling optimum adalah 0,4 maka komposisi Bi kurang dari 1,8 akan mempengaruhi dopan Pb. Untuk kadar Pb kurang dari harga optimal, maka komposisi Bi tidak berpengaruh. Fraksi volume fase 2223 untuk sampel Bi1,6PbxSr2Ca2Cu3O10 (x=0,4) dan sampel Bi1,7PbxSr2Ca2Cu3O10 (x=0,3) masing-masing adalah 91,88% dan 90,03%. Suhu kritis (Tc) pada masing-masing sampel adalah 110K dan 117K (penurunannya landai, masih banyak fase-fase impuritas).
Kata kunci: Superkonduktor B(P) SCCO, spektra XRD, suku kritis
Prantasi Harmi Tjahjanti
Institusi:
Staf Pengajar FMIPA Universitas Jember
Abstrak:
Pada penelitian ini, dua senyawa yang bernama Bi1.6PbxSr2Ca2Cu2O10 (x=0.4) dan Bi1.7PbxSr2Ca2Cu2O10 (x=0.3) telah disintesis. Kedua senyawa tersebut secara berturut turut dibandingkan dengan Bi1.8PbxSr2Ca2Cu2O10 (x=0.4) dan Bi1.8PbxSr2Ca2Cu2O10 (x=0.3) untuk melihat efek variasi Bi terhadap dopan Pb. Hasil menunjukkan bahwa kadar dopan Pb yang paling optimum adalah 0,4 maka komposisi Bi kurang dari 1,8 akan mempengaruhi dopan Pb. Untuk kadar Pb kurang dari harga optimal, maka komposisi Bi tidak berpengaruh. Fraksi volume fase 2223 untuk sampel Bi1,6PbxSr2Ca2Cu3O10 (x=0,4) dan sampel Bi1,7PbxSr2Ca2Cu3O10 (x=0,3) masing-masing adalah 91,88% dan 90,03%. Suhu kritis (Tc) pada masing-masing sampel adalah 110K dan 117K (penurunannya landai, masih banyak fase-fase impuritas).
Kata kunci: Superkonduktor B(P) SCCO, spektra XRD, suku kritis