Oleh:
Hernani
Institusi:
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
Abstrak:
Gandapura (Gaultheria fragrantissima) merupakan tanaman minyak atsiri yang cukup potensial, karena mengandung metil salisilat sangat tinggi yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pengolahan, fitokimia, kadar minyak atsiri dan daya herbisida dari daun gandapura, baik dalam bentuk ekstrak ataupun minyak. Pada pengolahan bahan baku digunakan metode pelayuan 2, 3 dan 5 hari untuk melihat pengaruhnya terhadap kadar minyak atsiri dan metil salisilat, kualitas bahan baku seperti kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar sari yang larut dalam air dan alkohol. Untuk fitokimia digunakan metode MMI (Depkes, 1989). Pembuatan ekstrak menggunakan 3 jenis pelarut, yaitu metanol, etil asetat dan heksan. Uji daya herbisida secara in vitro terhadap Mimosa invisa menggunakan modifikasi metode Milliskiewiez at al. (1992) dan Nezu at al. (1996). Hasil pengolahan terhadap daun sebelum proses penyulingan menunjukkan bahwa lama pelayuan mempengaruhi kadar minyak atsiri, dimana semakin lama proses pelayuan menurunkan kadar minyak atsirinya. Untuk kadar metil salisilat dalam 2 hari pelayuan kadarnya masih konstan, tetapi akan menurun sampai 80% setelah 5 hari pelayuan. Kadar sari yang larut dalam air dan alkohol ternyata cukup tinggi. Dari skrining fitokimia terhadap 3 jenis ekstrak ternyata ekstrak etil asetat dan metanol mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin dan tannin, sedangkan untuk ekstrak heksan hanya mengandung glikosida dan alkaloid. Hasil uji aktifitas herbisida secara invitro terhadap M. Invisa menunjukkan bahwa ekstrak dan minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan tunas dengan kisaran 42 - 70%; 33 - 70,12%; 36,88 - 80,55%; 24,8 - 100% dan 99,67% masing-masing untuk ekstrak metanol, etil asetat, heksan, minyak atsiri dan minyak atsiri sintetis. Komponen utama minyak atsiri adalah metil salisilat dengan limpahan mencapai 97%, sedangkan dalam ekstrak metanol kadarnya hanya sekitar 3,66%.
Kata kunci: Gandapura, fitokimia, minyak atsiri, herbisida
Hernani
Institusi:
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
Abstrak:
Gandapura (Gaultheria fragrantissima) merupakan tanaman minyak atsiri yang cukup potensial, karena mengandung metil salisilat sangat tinggi yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pengolahan, fitokimia, kadar minyak atsiri dan daya herbisida dari daun gandapura, baik dalam bentuk ekstrak ataupun minyak. Pada pengolahan bahan baku digunakan metode pelayuan 2, 3 dan 5 hari untuk melihat pengaruhnya terhadap kadar minyak atsiri dan metil salisilat, kualitas bahan baku seperti kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar sari yang larut dalam air dan alkohol. Untuk fitokimia digunakan metode MMI (Depkes, 1989). Pembuatan ekstrak menggunakan 3 jenis pelarut, yaitu metanol, etil asetat dan heksan. Uji daya herbisida secara in vitro terhadap Mimosa invisa menggunakan modifikasi metode Milliskiewiez at al. (1992) dan Nezu at al. (1996). Hasil pengolahan terhadap daun sebelum proses penyulingan menunjukkan bahwa lama pelayuan mempengaruhi kadar minyak atsiri, dimana semakin lama proses pelayuan menurunkan kadar minyak atsirinya. Untuk kadar metil salisilat dalam 2 hari pelayuan kadarnya masih konstan, tetapi akan menurun sampai 80% setelah 5 hari pelayuan. Kadar sari yang larut dalam air dan alkohol ternyata cukup tinggi. Dari skrining fitokimia terhadap 3 jenis ekstrak ternyata ekstrak etil asetat dan metanol mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin dan tannin, sedangkan untuk ekstrak heksan hanya mengandung glikosida dan alkaloid. Hasil uji aktifitas herbisida secara invitro terhadap M. Invisa menunjukkan bahwa ekstrak dan minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan tunas dengan kisaran 42 - 70%; 33 - 70,12%; 36,88 - 80,55%; 24,8 - 100% dan 99,67% masing-masing untuk ekstrak metanol, etil asetat, heksan, minyak atsiri dan minyak atsiri sintetis. Komponen utama minyak atsiri adalah metil salisilat dengan limpahan mencapai 97%, sedangkan dalam ekstrak metanol kadarnya hanya sekitar 3,66%.
Kata kunci: Gandapura, fitokimia, minyak atsiri, herbisida