Oleh:
Endang Rochyatun
Lestari
Abdul Rozak
Institusi:
Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI
Abstrak
Pengamatan terhadap kandungan logam berat dalam air dan sedimen telah dilakukan di perairan banten dan sekitarnya, pada bulan april, Juni, Agustus dan Oktober 2001. Kadar logam berat dalam air lebih rendah dibandingkan di dalam sedimen. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa kadar semua logam berat masih sesuai dengan Nilai Ambang batas Baku Mutu Air Laut yang ditetapkan oleh Kep-02/MENKLH/I/1988 peruntukan biota, selain itu ada indikasi bahwa logam berat tersebut terakumulasi dalam sedimen. Hasil lain menunjukkan bahwa kadar berat dalam sedimen di perairan Tanjung Pujut-Teluk Banten lebih tinggi dibandingkan di ketiga lokasi lainnya Merak-Anyer, Anyer-Carita, Carita-Batucawar. Kadar logam berat Pb dalam sedimen berkisar antara 5,95 - 15,16 ppm, Cd = lebih kecil dari 0,001 - 0,001 ppm, Zn = 20, 18 - 69,22 ppm, Ni = 2,32 - 8,68 ppm dan Cu sama dengan 2, 11 - 10, 67ppm {Tanjung Pujut-Teluk Banten). Pb sama dengan 3,45 - 14,13 ppm, Cd = lebih kecil dari 0,001 - 0,20 ppm, Zn = 11,91 - 37,17 ppm, Ni = 0,81 - 7,61 ppm dan Cu = 1,79 - 9,38 ppm (Merak-Anyer). Pb = 5, 10 - 11, 57 ppm, Cd = lebih kecil dari 0,001 ppm, Zn = 27, 84 - 87,52 ppm, Ni = 3,43 - 7,80 ppm dan Cu = 1,63 - 9,03 ppm (Anyer-Carita). Pb = 1,56 - 13,14 ppm, Cd = 0,001 - 0,19 ppm, Zn = 20,18 - 69,22 ppm, Ni = 0,65 - 7,88 ppm and Cu = 0,44 - 40,09 ppm (Carita-Batucawar). Hal ini diduga karena banyaknya industri-industri di sekitar perairan Banten-Merak.
Kata kunci: Lingkungan perairan, logam berat, baku mutu air laut
Endang Rochyatun
Lestari
Abdul Rozak
Institusi:
Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI
Abstrak
Pengamatan terhadap kandungan logam berat dalam air dan sedimen telah dilakukan di perairan banten dan sekitarnya, pada bulan april, Juni, Agustus dan Oktober 2001. Kadar logam berat dalam air lebih rendah dibandingkan di dalam sedimen. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa kadar semua logam berat masih sesuai dengan Nilai Ambang batas Baku Mutu Air Laut yang ditetapkan oleh Kep-02/MENKLH/I/1988 peruntukan biota, selain itu ada indikasi bahwa logam berat tersebut terakumulasi dalam sedimen. Hasil lain menunjukkan bahwa kadar berat dalam sedimen di perairan Tanjung Pujut-Teluk Banten lebih tinggi dibandingkan di ketiga lokasi lainnya Merak-Anyer, Anyer-Carita, Carita-Batucawar. Kadar logam berat Pb dalam sedimen berkisar antara 5,95 - 15,16 ppm, Cd = lebih kecil dari 0,001 - 0,001 ppm, Zn = 20, 18 - 69,22 ppm, Ni = 2,32 - 8,68 ppm dan Cu sama dengan 2, 11 - 10, 67ppm {Tanjung Pujut-Teluk Banten). Pb sama dengan 3,45 - 14,13 ppm, Cd = lebih kecil dari 0,001 - 0,20 ppm, Zn = 11,91 - 37,17 ppm, Ni = 0,81 - 7,61 ppm dan Cu = 1,79 - 9,38 ppm (Merak-Anyer). Pb = 5, 10 - 11, 57 ppm, Cd = lebih kecil dari 0,001 ppm, Zn = 27, 84 - 87,52 ppm, Ni = 3,43 - 7,80 ppm dan Cu = 1,63 - 9,03 ppm (Anyer-Carita). Pb = 1,56 - 13,14 ppm, Cd = 0,001 - 0,19 ppm, Zn = 20,18 - 69,22 ppm, Ni = 0,65 - 7,88 ppm and Cu = 0,44 - 40,09 ppm (Carita-Batucawar). Hal ini diduga karena banyaknya industri-industri di sekitar perairan Banten-Merak.
Kata kunci: Lingkungan perairan, logam berat, baku mutu air laut