Oleh:
Ellyta Sari
Elmi Sundari
Institusi:
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Padang
Jl. Gajah Mada 19 Gunung Pangilun Padang 25143
email: ellyta_70@yahoo.co.id
Abstrak:
Industri kecil minyak nilam di Sumatera Barat tersebar dibeberapa kabupaten yaitu Pasaman, Lima Puluh Kota, Solok, Pesisir Selatan dan Padang. Namun perolehan dan mutu minyak nilam yang dihasilkan masih tergolong rendah (warna minyak coklat kehitaman). Walaupun usaha nilam rakyat terus berjalan, namun harga jual nilam saat ini belum stabil dan cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya proses penyulingan. Penyulingan yang dilakukan rakyat perolehan minyak dan mutu masih rendah (belum memenuhi standar SNI). Hal ini disebabkan, pada umumnya petani nilam di Sumatera Barat kurang memperhatikan kondisi operasi seperti perlakuan terhadap bahan baku, proporsi batang dengan daun, cara penyulingan, jenis bahan alat suling yang dipakai dan penambahan air umpan ketel, serta sirkulasi pendinginan yang kurang memadai. Parameter yang mempengaruhi penyulingan antara lain kualitas daun (unggun); berat unggun; kepadatan dan tinggi unggun; perbandingan uap dan massa unggun; temperatur dan tekanan; kecepatan uap; kecepatan pemanasan; laju suplai energi; bahan dan dimensi peralatan. Upaya-upaya peningkatan kualitas tersebut dapat dilakukan antara lain : perbaikan kualitas minyak nilam dari kandungan Fe yang membuat warna minyak menjadi gelap. Hasil penelitian menunjukkan pemurnian yang dilakukan dengan cara flokulasi dapat menurunkan kadar besi yang semula terkandung 340,2 ppm, bisa turun menjadi 104,5 ppm dengan konsentrasi asam tartarat yang diberikan sekitar 0,5 M. Kerapatan yang terlalu kecil atau besar akan memberikan persentasi perolehan minyak yang rendah. Kerapatan unggun dalam ketel suling sebaiknya sekitar 0,130 kg/liter. Penggantian material ketel dengan material stainless steel, serta memodifikasi distributor secara radial dan vertikal, dapat meningkatkan mutu (sesuai standar SNI) dan perolehan minyak nilam ± 4 %. Identifikasi komponen utama penyusun minyak nilam pada nilam rakyat menunjukkan nilai Patchouli Alkohol (PA) sekitar 23 – 25 %, sedangkan perbaikan proses dan perbaikan kondisi perlakuan awal terhadap bahan yang hendak disuling, ini dapat meningkatkan kadar PA yang tinggi sekitar 40 – 42 %.
Kata kunci: Minyak Nilam, Patchouli Oil, Pengolahan Minyak Nilam, Peningkatan Mutu Minyak Nilam
Ellyta Sari
Elmi Sundari
Institusi:
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Padang
Jl. Gajah Mada 19 Gunung Pangilun Padang 25143
email: ellyta_70@yahoo.co.id
Abstrak:
Industri kecil minyak nilam di Sumatera Barat tersebar dibeberapa kabupaten yaitu Pasaman, Lima Puluh Kota, Solok, Pesisir Selatan dan Padang. Namun perolehan dan mutu minyak nilam yang dihasilkan masih tergolong rendah (warna minyak coklat kehitaman). Walaupun usaha nilam rakyat terus berjalan, namun harga jual nilam saat ini belum stabil dan cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya proses penyulingan. Penyulingan yang dilakukan rakyat perolehan minyak dan mutu masih rendah (belum memenuhi standar SNI). Hal ini disebabkan, pada umumnya petani nilam di Sumatera Barat kurang memperhatikan kondisi operasi seperti perlakuan terhadap bahan baku, proporsi batang dengan daun, cara penyulingan, jenis bahan alat suling yang dipakai dan penambahan air umpan ketel, serta sirkulasi pendinginan yang kurang memadai. Parameter yang mempengaruhi penyulingan antara lain kualitas daun (unggun); berat unggun; kepadatan dan tinggi unggun; perbandingan uap dan massa unggun; temperatur dan tekanan; kecepatan uap; kecepatan pemanasan; laju suplai energi; bahan dan dimensi peralatan. Upaya-upaya peningkatan kualitas tersebut dapat dilakukan antara lain : perbaikan kualitas minyak nilam dari kandungan Fe yang membuat warna minyak menjadi gelap. Hasil penelitian menunjukkan pemurnian yang dilakukan dengan cara flokulasi dapat menurunkan kadar besi yang semula terkandung 340,2 ppm, bisa turun menjadi 104,5 ppm dengan konsentrasi asam tartarat yang diberikan sekitar 0,5 M. Kerapatan yang terlalu kecil atau besar akan memberikan persentasi perolehan minyak yang rendah. Kerapatan unggun dalam ketel suling sebaiknya sekitar 0,130 kg/liter. Penggantian material ketel dengan material stainless steel, serta memodifikasi distributor secara radial dan vertikal, dapat meningkatkan mutu (sesuai standar SNI) dan perolehan minyak nilam ± 4 %. Identifikasi komponen utama penyusun minyak nilam pada nilam rakyat menunjukkan nilai Patchouli Alkohol (PA) sekitar 23 – 25 %, sedangkan perbaikan proses dan perbaikan kondisi perlakuan awal terhadap bahan yang hendak disuling, ini dapat meningkatkan kadar PA yang tinggi sekitar 40 – 42 %.
Kata kunci: Minyak Nilam, Patchouli Oil, Pengolahan Minyak Nilam, Peningkatan Mutu Minyak Nilam