Oleh:
Elly Sufriadi
Mustanir
Institusi:
Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstrak:
Indonesia merupakan pemasok 80 - 90% minyak nilam dunia. Sejak dekade tujuh puluhan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam memberikan kontribusi sekitar 70% dari kapasitas ekspor minyak nilam tersebut. Sejak tahun 1999 produksi minyak nilam di Aceh menurun tajam. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut antara lain adalah: (1) Sistem perniagaan minyak nilam tidak sehat karena dikuasai oleh kartel; (2) Harga jual tidak stabil, berkisar antara 100 – 200 ribu rupiah); (3) Teknologi penyulingan masih konvensional, sehingga produk minyak nilam dari Aceh memiliki akseptabilitas yang rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, strategi pengembangan yang harus dilakukan adalah: (1) Ekspansi teknologi penyulingan dari penggunaan drum bekas sebagai ketel menjadi stainless steel yang memenuhi standar; (2) Adanya kebijakan pemerintah daerah terhadap tataniaga minyak nilam yang berpihak kepada petani dan (3) Modifikasi terhadap produk ekspor dari bentuk minyak nilam mentah menjadi komponen-komponen kimia utama yang dibutuhkan oleh industri kosmetik saat ini. Dengan demikian, potensi minyak nilam Provinsi Nanggro Aceh Darussalam yang sangat besar secara signifikan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah secara berkesinambungan.
Kata kunci: Minyak Nilam, Patchouli Oil, Pengolahan Minyak Nilam, Peningkatan Mutu Minyak Nilam
Elly Sufriadi
Mustanir
Institusi:
Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstrak:
Indonesia merupakan pemasok 80 - 90% minyak nilam dunia. Sejak dekade tujuh puluhan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam memberikan kontribusi sekitar 70% dari kapasitas ekspor minyak nilam tersebut. Sejak tahun 1999 produksi minyak nilam di Aceh menurun tajam. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut antara lain adalah: (1) Sistem perniagaan minyak nilam tidak sehat karena dikuasai oleh kartel; (2) Harga jual tidak stabil, berkisar antara 100 – 200 ribu rupiah); (3) Teknologi penyulingan masih konvensional, sehingga produk minyak nilam dari Aceh memiliki akseptabilitas yang rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, strategi pengembangan yang harus dilakukan adalah: (1) Ekspansi teknologi penyulingan dari penggunaan drum bekas sebagai ketel menjadi stainless steel yang memenuhi standar; (2) Adanya kebijakan pemerintah daerah terhadap tataniaga minyak nilam yang berpihak kepada petani dan (3) Modifikasi terhadap produk ekspor dari bentuk minyak nilam mentah menjadi komponen-komponen kimia utama yang dibutuhkan oleh industri kosmetik saat ini. Dengan demikian, potensi minyak nilam Provinsi Nanggro Aceh Darussalam yang sangat besar secara signifikan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah secara berkesinambungan.
Kata kunci: Minyak Nilam, Patchouli Oil, Pengolahan Minyak Nilam, Peningkatan Mutu Minyak Nilam